Monthly Archives: April 2014

PENAFSIRAN LAGU BENDERA

Standard

Penafsiran Lagu Bendera dari group band cokelat

Telah kita ketahui bahwa Cokelat adalah band yang selalu mengusung gaya nasionalisme dalam lagu-lagunya.. Pada era seperti ini sangat cocok lagu lagu nasonalisme dipublish kembali untuk menumbuhkan kembali rasa nasionalisme, seperti lagu bendera karya group band cokelat ini yang pada liriknya tersirat makna makna nasionalisme pada awalnya lagu ini memang diciptakan untuk Indonesia sebagai hadiah kemerdekaan beberapa waktu silam. Kurang lebihnya inilah yang ingin disampaikan group band cokelat kepada pendengar lagu ini…

Lirik     :

Biar saja ku tak seindah matahari
Tapi selalu ku coba tuk menghangatkanmu
Biar saja ku tak setegar batu karang
Tapi selalu ku coba tuk melindungimu

Pada bait pertama lagu ini, menyampaikan bahwa tidak harus menjadi kuat untuk mempertahankan sesuatu.

Biar saja ku tak seharum bunga mawar
Tapi selalu ku coba tuk mengharumkanmu
Biar saja ku tak seelok langit sore
Tapi selalu ku coba tuk mengindahkanmu

Pada bait kedua baris pertama, melukiskan perjuangan/ mengabdian yang akan dilakukan seseorang terhadap negaranya meskipun ia seorang pemuda biasa dengan segala kekurangannya.

Ku pertahankan kau demi kehormatan bangsaku
Ku pertahankan kau demi tumpah darah
Semua pahlawan-pahlawanku

Pada bait ketiga dimaksudkan agar para pemuda akan menjaga harkat dan martabat negaranya demi menghormati dan menghargai jasa sang pahlawan dan merupakan bentuk penghargaan dari para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan para pahlawan disadari atau tidak sering terlupakan atau dianggap sepele, dalam lirik ini jelas tersirat bahwa kita sebagai bangsa Indonesia harus selalu menjaga kemerdekaan yang telah diperjuangkan tersebut dengan tetap berkibarnya bendera merah putih.

 

* merah putih teruslah kau berkibar
  di ujung tiang tertinggi di indonesiaku ini
  merah putih teruslah kau berkibar
  di ujung tiang tertinggi di indonesiaku ini
  merah putih teruslah kau berkibar
  ku akan selalu menjagamu

Dalam lirik bait keempat ini band cokelat ingin membangkitkan semangat bangsa agar tetap mengibarkan bendera kebangsaan kita dengan prestasi yang dapat membanggakan bangsa ini. Untuk melakukan penghargaan terhadap perjuangan yang telah dilakukan oleh pahlawan tidak perlu dengan membela bangsa dalam peperangan, tetapi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menjaga bendera merah putih agar tetap berkibar diujung tiang tertinggi  dimaksudkan agar semua orang dapat melihat bahwa merah putih masih tetap berkibar hingga saat ini.

  Dapat dilihat bahwa makna yang tersirat dari lagu bendera, penuh dengan semangat nasionalisme yang menceritakan bagaimana keinginan dari kaum muda untuk menjaga negerinya. Meskipun dengan segala kekurangan yang dimiliki oleh setiap individu namun semangat nasionalisme itu sangat kuat.  Dan tidak menjadi alasan untuk tidak mempertahankan dan mengharumkan Indonesia. Apapun kekurangan kita, untuk mempertahankan merah putih agar tetap berkibar tentu memiliki jalannya masing-masing.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2311413-lagu-lagu-kebangsaan-kreasi-pemuda/#ixzz300iJ1YUm

http://musiklib.org/Cokelat-Bendera-Lirik_Lagu.htm

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2311413-lagu-lagu-kebangsaan-kreasi-pemuda/

http://farhandikamursyid2009.blogspot.com/2010/01/biar-saja-ku-tak-seindah-matahari-tapi.html

Seandainya saya menjadi caleg apa yang saya kerjakan?

Standard

Jika melihat dari sisi pembangungan karena saya mahasiswa Arsitektur, saya akan melihat sisi pembangunan terlebih dahulu. Seperti yang kita ketahui sangat banyak sekali bangunan-bangunan liar tidak hanya di ibukota tapi disetiap daerah, banyak pemukiman dibangun di pinggiran sungai dan jalan, mungkin saya akan memberantas/melakukan penyuluhan ke daerah tersebut dan memberi rakyat tempat tinggal yang lebih layak daripada dipinggiran daerah tersebut. Selain ini agar tata kota terlihat rapih saya akan menerapkan standar pembangungan yang telah ada sehingga tidak hanya menjadi wacana. Setelah itu saya akan memperhatikan setiap pembangunan yang ada, dengan maksud tidak akan mengizinkan pembangunan di daerah resapan air mau sebagus/sebanyak apa fasilitas yang akan disediakan oleh calon bangunan itu ini dimaksudkan agar mengurangi tingkat kebanjiran. Itu yang akan saya lakukan jika dilihat dari sisi pembangunan.

Jika dilihat dari sisi lain, jika saya adalah seorang caleg. Tentunya saya tidak akan mengumbar janji cukup dengan bertindak kearah yang lebih baik guna memajukan bangsa ini. Akan bangga rasanya ketika kita berhasil melakukan perubahan yang baik dan menuju kemakmuran jika menjadi seseorang yang telah dipercaya. Dan sebaliknya akan sangat memalukan dan berdosa apabila kita gagal apalagi mengkhianati kepercayaan masyarakat yang telah memberikan kepercayaannya kepada kita untuk memimpin. Memang tidak mudah mengatur sesuatu yang banyak apalagi mengatur/menerapkan beberapa aturan untuk negerti yang yg kita ketahui dengan jumlah peduduk yang sangat tinggi. Namun apa salahnya untuk berusaha dan memberikan yang terbaik. Selain itu jika saya adalah seorang caleg maka saya tidak hanya terfokus pada ibukota dan sekitarnya tetapi saya akan memperhatikan masyarakat saya yang berada di pulau-pulau kecil yang indah karena selama ini mereka kurang medapatkan fasilitas dan perhatian padahal setiap masyarakat memiliki hak yang sama. Selain itu, saya juga akan memperhatikan flora dan fauna yang kita miliki. Memperhatikan hutan-hutan Kalimantan dengan terus memperhatikan grafik dan perkembangannya sehingga jangan sampai ada hutan yang terbakar lagi karena kita adalah paru-paru dunia selain itu disisi fauna saya akan menggerakkan pihak terkait untuk melestarikan fauna agar tidak adalagi bangkai gajah yang gadingnya hilang oleh orang-orang yang serakah dan tidak memiliki hati nurani. Khususnya pada kedua hal ini akan saya terapkan/berlakukan undang-undang atau sanksi yang lebih ketat lagi. Selain itu jika dilihat dari sisi perekonomian saya akan menerapkan peraturan untuk cinta oleh brand lokal. Apa jadinya jika karya negeri sendiri saja tidak di cintai/dihargai oleh penduduk negeri itu sendiri dan lebih memilih brand luar? Jika dinegerinya sendiri tidak hargai bagaimana diluar? Padahal kita punya segalanya/ bahan baku yang dimiliki telah tercukupi. Sekiranya itu yang akan saya lakukan kepada negeri ini  untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan makmur. Tidak perlu mengumbar janji dan melakukan suatu rencana yang tidak ada blm dapat terealisasi.Mengapa kita tidak memperbaiki dan mengeksplor yang telah ada untuk menjadi layak ada harganya di mata dunia.

Raras Triana Putri

1TB 02

27313294

ILMU BUDAYA DASAR

LOKALITAS DALAM ARSITEKTUR

Standard

Lokalitas (locality) sebagai konsep umum berkaitan dengan tempat atau wilayah tertentu yang terbatas atau dibatasi oleh wilayah lain. Lokalitas mengasumsikan adanya sejumlah garis pembatas yang bersifat permanen, tegas, dan mutlak yang mengelilingi satu wilayah atau ruang tertentu.

Maraknya diskusi lokalitas dalam arsitektur boleh jadi adalah sebuah bentuk ‘protes’ atau ‘gerakan’ terhadap kemapanan dari langgam modern – post modern – atau pun pemikiran dekonstruksi sampai pada generative process dalam dunia. Namun terkadang kita lupa dengan identitas kita dan disibukan oleh trend dan tidak lagi memperhatikan guna dan citra serta tidak lagi memperhatikan alam dan lingkungan sekitar, kondisi dan situasi setempat. Kita hanya melihat dengan mata sekilas tanpa mempelajari hakikat yang ada seolah olah itu hanyalah sebuah wacana yang mewah selalu diaggap indah dan begengsi. Padahal kita lahir sebagai bangsa yang kaya akan keragaman budaya, secara pribada budaya menurut saya sangatlah indah tidak mewah namun bernilai tinggi serta berbudaya. Arsitek Barat selalu berpaokan oleh arsitektur Yunani dan Romawi sebagai sumber, Maka demiian pula dengan Indonesia yang sangat kaya dan beragam sejalan dengan keberagaman kebudayaan masyarakatnya dan sudah seharusnya mengondisikan diri dengan alam/ iklim setempat. “Arsitektur adalah penciptaan suasana, perkawinan guna dan citra. Bukan dalam kemewahan bahan atau tingginya teknologi letak harganya. Bahan-bahan yang sedehana justru mampu mencerminkan keindahan puisinya, karena lebih bersih dari godaan maupun kepongahan.” Y.B Mangunwijaya.

Sudah selayaknya dalam berkonstruksi kita memperhatikan hukum-hukum alam dan menunjuk kepada pemanfaatan yang diperoleh. Tidak hanya keuntungan materil. Lokalitas bukanlah sebuah ‘gerakan’ baru dalam dunia arsitektur – kemunculannya menjadi terasa seiring gencarnya gerakan modernitas dalam dunia ini. Lokalitas telah dianggap sebagai senjata yang tepat untuk menahan lajunya ruang-ruang kapitalis yang telah menyusup dalam kehidupan manusia di dunia modern ini. Alexanander Tzonis mengungkapkan bahwa seharusnya lokalitas bukanlah sebuah tema gerakan tetapi lebih kepada conceptual device yang kita pilih sebagai alat untuk melakukan analisis dan sintesis. Lokalitas membantu kita untuk menempatkan identitas sebagai prioritas ketimbang intervensi internasional atau pun dogma yang bersifat universal.

Lokalitas dalam perkembangannya harus memanfaatkan teknologi yang berkelanjutan, dan ini menjadi penting dalam membangun sebuah tradisi baru. Dalam dunia yang semakin carut-marut ini, sebuah tradisi harus selalu ditempatkan dalam konteks tentang hidup di dunia. Sebuah tradisi adalah tinggal kenangan apabila tradisi itu tidak dapat bernegosiasi dengan mesin-mesin teknologi yang memang menebarkan candu. Membuat lokalitas menjadi pintar adalah membuat lokalitas yang dapat berkelanjutan dalam teknologi yang tepat guna

Lokalitas harus memberikan kegunaan terhadap penggunanya, modifikasi terhadap lokalitas harus dibuat bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan. Lokalitas setidaknya harus dapat dikaji dalam nilai keteraturannya, kooperatif, kekuatannya, kesensifitasannya, juga terhadap karakter dari komunitas di mana lokalitas ingin ditempatkan

Global dan lokalitas bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan tetapi mereka saling melengkapi, Mumford menekankan perlu ada keseimbangan di antara mereka. Keseimbangan di mana global menge-print mesin-mesin kapitalis sedang lokal menge-print komunitas. Lokalitas perlu menempatkan dirinya sebagai sesuatu yang utama dalam nilai keuniversalan. Sesuai dengan penggalan sajak W.S Rendra tentang Sajak Sebatang Lisong

….kita mesti berhenti membeli rumus – rumus asing
diktat – diktat hanya boleh memberi metode

tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan
kita mesti keluar ke jalan raya
keluar ke desa – desa
mencatat sendiri semua gejala
dan menghayati persoalan yang nyata

Jadi initinya, kita boleh memperlajari metode luar sebagai referensi, tapi tetaplah dalam jalur kita dengan khasnya kita dalam menciptakan sesuatu dan janganlah terpaku oleh metode-metode tersebut.Hasil kerja para arsitek memang dihargai dan tidak ditentang, tetapi arahnya yang secara bertahap menggerogoti segala kebudayaan asli yang telah dianugerahkan kepada kita, itulah yang menjadi soal

Raras Triana Putri

1 TB 02

27313294

ILMU BUDAYA DASAR

 

 

Referensi         :

Critical Regionalism – Architecture and Identity in a Globalized World (2003) karangan Liane Lefaivre dan Alexander Tzonis.

http://sawali.info/2010/12/11/lokalitas-dalam-sastra-indonesia/

http://www.junctionzero.com/websites/ilumarta/berita/07_memaknailokalitas.htm

http://rumahpitate.blogspot.com/2013/03/mamahami-lokalitas-menemukan-identitas.html